Nyerah Dulu, Lanjut Nanti

12:33 AM

Kemarin malam setelah menulis lagi "fall in love", gue pergi ke "toko ecih", memberanikan diri untuk berkenalan dengan wanita penjaga toko itu, tapi apa yang terjadi memang sulit banget rasanya gue memulai berkenalan dengan wanita itu. 

Malam sudah semakin larut dan gue nggak mau menciutkan lagi keberanian gue yang sudah terkumpul untuk berkenalan dengan wanita itu. So, yang gue lakuin adalah isi pulsa di toko tersebut dan yang melayaninya itu adalah wanita itu, gugup banget dach rasanya gue, sampe gue lupa nomor hp gue yang mau diisi pulsa, secara gagap gue menyebutkan no hp gue dan dia mengulangnya untuk memastikan no gue itu benar dengan jelas dan ramah. 

Suaranya halus sekali, wanita itupun melayani gue dengan calm. Setelah pulsa sudah terkirim, gue langsung kasih dia selembaran uang warna merah (10 ribu), karena gue ngisi pulsa yang goceng, so pasti gue dapet kembalian, kan lumayan buat beli mie buat di remukin. Setelah dia ngasih gue kembalian, gue memberanikan diri untuk menanyakan namanya.

Gue : Nama lo siapa? (gaya sok cool).
Calon Pacar : Ziah. (dengan senyuman manisnya).
Gue : Hah, Ijah? (sekedar memastikan).
Calon Pacar : Bukan, tapi Ziah. (senyuman manisnya melebar).
Gue : Ooh. (kembali sok cool).

Rencananya sich gue mau lanjut nanyain nama panjang dia, tempat kuliahnya dan no hpnya, Tapi apalah daya, ada tetangga gue yang nyapa gue, karena gue bukan orang sombong, so gue menoleh ke arah dia dan membalas sapaan ke tetangga gue itu yang lagi mau pulang, saat gue menoleh lagi ke Ziah, ternyata dia sudah menghilang dari hadapan gue. Dan dia lebih serius menonton layar TVnya. 

Dan malam itu gue hanya mengetahui namanya saja, yaitu Ziah.

***

Setelah kemarin gue mengatahui namanya. Tadi sepulang gue kuliah gue duduk dulu diteras rumah mendengarkan playlist gue (endank soekamti #angka8) sambil meratapi bintang-bintang dilangit supaya keberanian gue ini terkumpul untuk melanjutkan perkenalan dengan dia, si wanita itu yang namanya Ziah.

Sudah merasa siap, gue berkaca-kaca dahulu di kaca spion memastikan kalau upil gue gak kemana-mana. Gue langsung tancap gas motor gue menuju "toko ecih" yang jaraknya nggak jauh dari rumah gue, karena gue yakin, kalo malam hari itu pasti yang melayani adalah wanita itu, si ziah. Sesampainya gue di toko itu, dan benar wanita itu sedang melayani anak kecil yang sedang membeli es potong dengan ramah and pastinya calm. FYI es potong itu adalah es yang dipotong 2.hee 

Gue mengambil 1 minuman kaleng (ponari sweet) dengan gaya cool dan gue memberikan uang bewarna merah (10 ribu) lagi ke dia. Karena harga minumannya goceng, so dia memberikan gue kebalian goceng juga, saat gocengannya gue terima disamping gue ada adiknya yang ngambil minuman di kulkas. Tapi gue abaikan saja, menganggapnya tidak ada dan karena gue nggak mau kehilangan kesempatan, gue mengawali pembicaraan dengan dia.

Gue  : Hai, bisa ngobrol sebentar nggak didepan? (dengan gaya sok cool)
Calon Pacar : Gak lah, nggak enak diliat sama tetangga. (mundur 1 langkah seperti ketakutan)
Gue  : Oke lah, kalo gitu boleh minta no hpnya nggak? (bersuara dengan gagap sambil menyodorkan hp)
Calon Pacar : Nggak lah, nggak punya (mundur lagi 1 langkah dan seperti ketakutan dan menatap adiknya selayaknya meminta pertolongan)
Gue  : Oke kalo gitu, Terima kasih ach. (pulang tancap gas motor sekuat-kuatnya)

Sebenarnya sich gue gak yakin kalau dia itu gak punya hp. Tapi ach gimana lagi, kalau memang dia nggak mau ngasih no nya, kenapa gue harus maksa. 

Gue kembali keteras, tempat dimana gue sudah mengumpulakan keberanian untuk berkenalan lanjut dengan dia sambil meratapi bintang-bintang kembali. Dan gue stel lagi playplist gue (endank soekamti #angka8) sambil intropeksi diri.

Ya iyalah dia terlihat takut saat gue ngajak dia ngobrol dan minta no hpnya, secara gue ini layaknya bajak laut yang baru menemukan daratan selama 3 tahun dengan rambut berantakan, muka berminyak, gigi kekuning-emasan dan aroma badan yang menyengat. Gue sadar itu, dan gue sangat sadar itu.

Gue masuk kamar - nyalain laptop - stel lagu dewa (hadapi dengan senyuman) berulang-ulang x, sampai tulisan ini selesai. 

Mungkin ini bukan waktu yang tepat untuk berkenalan dengan dia apalagi berpacaran. Selagi ada kesempatan, gue lebih membenahi diri lagi menjadi lebih percaya diri, rambut rapih, muka bersih dan yang pastinya lebih baik lagi supaya bisa lanjut berkenalan lagi dengan dia dan menjalin hubungan asmara.

Bersambung...

Salam Blogger
@adulmabhal

7 comments

  1. Hahaha.. Good luck, bro..
    Jngn menyerah..
    Ditunggu crita kemajuan pedekatenya..:D

    ReplyDelete
  2. cemungudh kaka.....
    hehehe....
    kt punya ksamaan bro...

    ReplyDelete
  3. Kalo yang di toko Ecih nggak nyangkut, Cari di toko lain aja beroo :D

    ReplyDelete
  4. jangan nyerah ah kakak.. XD
    dikit demi sedikit. woles aja kak.. XD

    ReplyDelete
  5. hahaha..
    ntar akan tiba saat yang tepat untuk mengenalnya lebih dekat.
    tunggu saja kau, Nak!
    hehe
    :p

    ReplyDelete
  6. Ditunggu kelanjutan ceritanya..... sangat memotivasi.

    ReplyDelete
  7. Ditunggu kelanjutan ceritanya..... sangat memotivasi.

    ReplyDelete